Artikel MInyak Atsiri
ü Minyak
atsiri biasanya dinamakan menurut sumber utamanya, seperti
- minyak adas (fennel/foeniculi oil)
- Minyak cendana sandalwood oil)
- Minyak bunga cengkeh (eugenol oil) dan minyak daun cengkeh (leaf clove oil)
- Minyak kayu putih (cajuput oil)
- Minyak bunga kenanga (ylang-ylang oil)
- Minyak lawang
- Minyak mawar
- Minyak nilam
- Minyak serai
ü Beberapa
minyak atau berbentuk salep yang merupakan kombinasi antara beberapa jenis
minyak atsiri. Contohnya :
1. Minyak
Telon.
2. Minyak
Tawon.
3. Minyak
Angin
A. Pembuatan
Minyak Atsiri
Proses produksi minyak atsiri dapat
ditempuh melalui 3 cara, yaitu:
1.
Pengempaan (pressing)
dilakukan dengan memberikan tekanan pada bahan menggunakan suatu alat yang
disebut hydraulic atau expeller pressing. Beberapa jenis
minyak yang dapat dipisahkan dengan cara pengepresan adalah minyak almond,
lemon, kulit jeruk, dan jenis minyak atsiri lainnya.
2.
Ekstraksi menggunakan pelarut (solvent
extraction), untuk mengambil minyak bunga yang kurang stabil dan dapat
rusak oleh panas. Pelarut yang dapat digunakan untuk mengekstraksi minyak
atsiri antara lain kloroform, alkohol, aseton, eter, serta lemak. Sedangkan
enfleurasi digunakan khusus untuk memisahkan minyak bunga-bungaan, untuk
mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang tinggi.
3.
Penyulingan (distillation).
Penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan
minyak atsiri. Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di dalam
ketel suling sehingga terdapat uap yang diperlukan untuk memisahkan minyak
atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel pendidih air (boiler)
ke dalam ketel penyulingan.
Contoh Pembuatan Minyak Atsiri.
1.
Minyak nilam diproduksi dengan cara penyulingan, baik dengan
uap (kukus) maupun uap bertekanan tinggi.
2.
Minyak sereh wangi di
Indonesia biasanya dilakukan melalui proses penyulingan selama 3 – 4 jam.
Rendemen rata-rata minyak sereh wangi sekitar 0,6 – 1,2% tergantung jenis sereh
wangi serta penanganan dan efektifitas penyulingan.
3.
Minyak cengkeh cara penyulingan yang paling sederhana untuk
mendapatkannya adalah dengan penyulingan air dan uap dengan lama penyulingan
sekitar 7 – 8 jam untuk daun basah dan 6 - 7 jam untuk penyulingan daun
kering.
4.
Minyak nenanga diperoleh dengan cara penyulingan bunga
kenanga. Di daerah biasanya dilakukan dengan cara rebus. Hasil sulingan terdiri
dari beberapa fraksi yang mempunyai komposisi dan mutu yang berbeda. Fraksi
dengan mutu paling baik adalah yang mengandung kadar ester dan eter yang
tinggi, sesquiterpen yang rendah.
5.
Minyak cendana diperoleh dari hasil pengulingan jantung kayu
cendana dengan waktu penyulingan cukup lama karena titik didih minyak ini cukup
tinggi. Rendamannya sekitar 3-5%.
6.
Minyak kayu putih yang diperoleh dengan cara menyuling daun
tanaman kayu putih berwarna biru sampai hijau, sementara minyak kayu putih yang
telah dimurnikan berwarna kuning sampai tidak berwarna dan berbau seperti
kamfer.
7.
Minyak adas secara komersil dihasilkan dengan cara
penyulingan buah (biji) adas menggunakan sistem penyulingan uap.
Rendemennya sekitar 1-6%. Penyulingan sebaiknya langsung dilakukan
setelah biji dipanen. Selama proses penyulingan, harus dijaga agar suhu
kondensor agak tinggi, untuk mencegah pembekuan minyak dalam tabung kondensor.
8. Minyak bunga melati dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan
sistem enfleurasi (lemak dingin). Dengan cara ini, rendemen yang dihasilkan
cukup tinggi dan tingkat kewangian yang tinggi, namun biaya produksinya cukup
mahal, sehingga jarang dipergunakan. Cara ekstraksi lainnya adalah dengan
mempergunakan pelarut menguap (solvent
extraction). Minyak melati yang baru diekstrak berwarna coklat
kemerahan, dan mempunyai bau khas minyak melati. Absolute melati bersifat
lengket, jernih, berwarna kuning coklat dan mempunyai bau harum. Apabila mengadsorbsi
udara, minyak berubah baunya, lebih kental, dan akhirnya membentuk resin.
Selasa, 31 Desember 2013
MAKALAH MINYAK ATSIRI
BAB
I
PENDAHULUAN
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil), minyak
esensial (essential oil), minyak terbang (volatile oil),
serta minyak aromatik (aromatic oil), adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun
mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan
bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di
dalam perdagangan, hasil sulingan (destilasi) minyak atsiri dikenal sebagai bibit
minyak wangi.
Para ahli biologi menganggap minyak atsiri sebagai metabolit
sekunder yang biasanya
berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agensia untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak
atsiri.
Ciri-ciri Minyak Atsiri :
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah.
Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa
penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa
yang berbeda. Karena pengaruh psikologis ini, minyak atsiri merupakan komponen
penting dalam aromaterapi atau kegiatan-kegiatan liturgi dan olah pikiran/jiwa, seperti yoga atau ayurveda.
Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak
atsiri tidak larut dalam air dan pelarut polar lainnya. Dalam parfum, pelarut
yang digunakan biasanya alkohol. Dalam tradisi timur, pelarut yang digunakan
biasanya minyak yang mudah diperoleh, seperti minyak kelapa.
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari
campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya
bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri
termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak (lipofil).
BAB II
PEMBAHASAN
A. JENIS JENIS MINYAK
ATSIRI
1. Agarwood
Oil (Aquilaria malaccensis) : Minyak Gaharu
Pohonnya tumbuh liar di hutan-hutan, terutama di Papua dan
Kalimantan. Tetapi kini sudah banyak dibudidayakan orang. Dengan melihat
situasi pengembangan aspek budidayanya saat ini, bukan tidak mungkin beberapa
tahun ke depan pasokan minyak ini akan cukup melimpah. Dengan catatan, teknik
budidaya untuk menghasilkan kayu gaharu berkualitas dilakukan dengan benar.
2. Alpinia
Malaccensis Oil
Sesuai dengan namanya, tentunya minyak atsiri jenis ini diambil dari
tanaman jenis species Alpinia malaccensis. Orang Indonesia biasanya
menyebutkan Laja Gowa atau lengkuas hutan. Sering dijumpai tumbuh liar di
hutan-hutan tropis. Potensi bahan bakunya cukup besar, hanya perlu usaha lebih
lanjut memasarkannya terutama untuk pasaran ekspor.
3. Alpinia
Purpurata Oil
Orang Indonesia biasanya menyebut tanaman ini honje merah atau
kecombrang dan ada pula yang menyebut lengkuas merah, tetapi nama Inggrisnya
adalah Red Ginger. Juga banyak dijumpai tumbuh liar di kebun-kebun atau
di hutan. Sering dipakai untuk tambahan rasa dan aroma pada sambal di pedesaan.
4. Amyris
oil (Amyris balsamifera) : Minyak Cendana
Jenis minyak ini juga sering disebut West Indian Sandalwood Oil.
Minyak ini dihasilkan dari Pohon cendana . Cendana, atau cendana
wangi, merupakan pohon penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah,
bahan dupa, aromaterapi, campuran parfum, serta
sangkur keris (warangka).
Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad.
5. Basil
Oil (Ocium basilicum) : Minyak Kemangi
Kadang sering disebut sebagai Sweet Basil Oil yang diambil dari
tanaman selasih, salah satu jenis kemangi-kemangian. Tanaman ini sering
juga disebut sebagai kemangi Cina. Bukan tipe kemangi yang sering dipakai untuk
lalapan. Bunganya berwarna ungu, meskipun ada juga yang berwarna putih.
6. Bay
Laurel Oil (Laurus nobilis) : Minyak Salam
Minyak atsiri jenis ini disuling dari daun salam yang biasa kita
jumpai di dapur yang dipakai untuk penambah aroma tumis-tumisan. Banyak informasi
mengatakan bahwa jenis daun salam yang banyak tumbuh di Indonesia bukanlah
jenis Laurus nobilis, tetapi jenis Syzygium polyanthum.
7. Benzoin
Oil (Styrax benzoin) : Minyak Kemenyan
Cukup familiar dengan nama kemenyan. Pulau Sumatra adalah salah satu
penghasil kemenyan yang cukup penting di dunia. Beberapa penyuling sudah mulai
menyuling minyak kemenyan ini. Cukup berbeda dengan jenis minyak atsiri
lainnya, minyak kemenyan dihasilkan dari proses penyulingan getah kemenyan
kering (gum benzoin).
8. Black
Pepper Oil (Piper ningrum) : Minyak Lada
Indonesia merupakan salah satu produsen lada yang cukup
diperhitungkan di dunia. Lada yang biasa disuling adalah lada hitam alias lada
yang masih diselimuti oleh kulitnya. Sedangkan lada putih telah melalui proses
pelepasan kulit sebelum dijual ke pasaran.
9. Cajeput
Oil (Meulaleca cajeputi) : Minyak Kayu Putih
Di negara kita terkenal dengan nama minyak kayu putih. Banyak tumbuh
liar di berbagai lokasi di tanah air dan yang paling terkenal adalah minyak
kayu putih dari Pulau Buru. Minyak ini kaya akan senyawa cineole.
Potensi pengembangannya cukup besar baik ditinjau dari sisi bahan baku maupun
dari sisi pasar (baik pasar ekspor maupun domestik). Coba bayangkan, ada berapa
banyak merk-merk minyak kayu putih dan dan minyak telon yang beredar di pasaran
retail saat ini.
10. Cananga Oil (Cananga
latifolia) : Minyak Kenanga
Salah satu jenis minyak atsiri yang sudah diproduksi secara missal
di Indonesia di mana produsen utamanya adalah Kab. Blitar – Jatim dan sebagian
di Boyolali-Jateng, Jenis yang disuling adalah jenis kenanga hutan yang tumbuh
besar membubung tinggi. Bunga segarnya disuling menggunakan teknik penyulingan
air (sistem rebus).
11. Calamus Oil (Acorus
calamus) : Minyak Jeringo
Nama Indonesia dari tanaman ini adalah jeringau atau jeringo. Sering
tumbuh liar di pinggiran sungai atau di rawa-rawa. Pokoknya di tempat-tempat
yang tergenang air. Sepertinya memang di situlah habitatnya. Bagian yang
disuling dan diambil minyak atsirinya adalah akar-akar yang merambat sampai
mendekati batangnya
12. Camphor Oil (Cinnamomum
camphora) : Minyak Kamper
Minyak ini hasil dari “Kamper”. Kamper dihasilkan dari tamaman Dryobalanops
aromatic atau pohon kapur yang merupakan jenis pohon yang berada dalam
ambang kepunahan. Minyaknya disuling dari kayu yang terlebih dahulu dihancurkan
seperti serbuk gergaji. Jika pohon dikatakan kayu khas kalimatan, artinya pohon
ini juga banyak tumbuh di hutan-hutan Pulau Borneo ini. Tapi entah nilai
ekonominya lebih besar yang mana, dijadikan produk kayu-kayuan atau minyak
atsiri. Tentunya membutuhkan analisis dan kajian yang lebih mendalam.
13. Cardamom Oil (Ammomum
cardamomum) : Minyak Kapol
Orang bilang ini adalah kapulaga, kapulogo, atau lebih singkat lagi
”kapol”. Juga sering dikatakan kapulaga lokal dan dalam istilah Inggris sering
dikatakan false cardamom. Sebenarnya jenis kapol yang memiliki nilai
jual tinggi di pasaran internasional adalah kapulaga seberang (Elettaria
cardamomum) yang sering disebut juga kapulaga India atau juga true
cardamom. Hanya sayangnya yang jenis ini kurang banyak yang
membudidayakannya. Aroma minyak atsirinya seperti minyak kayu putih karena
kandungan sineol-nya yang cukup tinggi.
14. Carrot Seed Oil (Daucus
carota) : Minyak Wortel
Ternyata yang namanya wortel ini juga mengandung minyak atsiri, tapi
bukan akarnya. Minyak atsiri dari tanaman ini diambil dari bijinya. Jika
dibiarkan tua, tanaman ini tentunya akan memproduksi biji pada bagian atas
daunya. Biasanya wortel dipanen sebelum muncul biji. Sebagian dibiarkan menjadi
tua hingga muncul biji yang pada akhirnya oleh para petani dijadikan sebagai
benih.
15. Cassia Oil (Cinnamomum
cassia)
Banyak yang mengatakan tanaman ini adalah kayu manis China. Minyak
kayu manis jenis ini merupakan minyak kayu manis yang harganya paling murah di
pasaran dunia. Sesuai dengan namanya, produsen terbesar minyak ini adalah
China.
16. Celery Oil (Apium
graveolens) : Minyak Seledri
Tanaman ini banyak diproduksi oleh petani-petani di dataran tinggi
sebagai daerah sentra sayur-mayur. Minyak seledri ini bukan dihasilkan dari
daunnya melainkan dari bijinya. Meskipun banyak yang membudidayakan namun tidak
secara khusus diambil bijinya untuk dijadikan minyak atsiri. Biji seledri
pastinya digunakan sebagai benih dan sebagian juga digunakan untuk ramuan
obat-obatan herbal.
17. Champaca Oil (Michelia
alba) : Minyak Cempaka
Michelia alba ini bunganya berwarna
putih, sedangkan Michelia champaka berwarna kuning. Untuk menghasilkan
minyak cempaka dengan rendemen tinggi digunakan teknik ekstraksi pelarut dari
bunga cempaka segar.
18. Cinnamon Bark Oil (Cinnamomum
burmanii) : Minyak Kayu Manis
Minyak atsirinya diambil dari kulit kayu manis dari tanaman yang
produk rempahnya sering dinamakan “Cassia Vera” ini. Hanya jika ingin menyuling
kulit kayu manis dengan rendemen tertinggi dan kualitas minyak terbaik harus
menggunakan bahan baku kulit kayu yang tebalnya di atas 4 mm yang berasal dari
pohon yang telah berusia di atas 15 atau bahkan 20 tahun.
19. Cinnamon Bark Oil (Cinnamomum
zeylanicum)
Orang banyak bilang ini jenis kayu manis India atau kayu manis Sri
Lanka. Jenis minyak kayu manis yang paling tinggi nilainya di pasara dunia
adalah jenis Zeylanicum ini. Selain kulit kayunya, daun kayu manis ini pun juga
bisa disuling (dan terjual) karena mengandung eugenol dalam jumlah yang tinggi
seperti halnya minyak daun cengkeh.
20. Cinnamomum parthenoxylon
Oil
Minyak ini sepertinya belum ada nama dagang khusus dalam pasaran
minyak atsiri dunia. Beberapa nama daerah untuk tanaman ini diantaranya adalah
Pakanangi atau Palio (Sulawesi) dan Kayu Selasihan (Jawa). Terkadang minyak ini
sering disamakan dengan sassafras oil yang disuling dari tanaman karena secara
aroma memang sama akibat kadar senyawa safrol yang tinggi di atas 95%. Padahal
juga bukan sassafras oil karena sassafras dihasilkan dari tanaman jenis Sassafras
variifolium.
B. MANFAAT
MINYAK ATSIRI
Minyak atsiri membantu mengelola stres dan mempromosikan relaksasi.
Minyak atsiri sangat aktif terhadap bakteri, jamur dan virus dengan kekuatan
kulit lebih baik penetrasi dari antibiotik konvensional. Oleh karena itu mereka
dapat bermanfaat sangat baik terhadap berbagai macam infeksi kulit. Minyak
atsiri menyeimbangkan produksi sebum dan karenanya sangat baik untuk mengobati
semua jenis kulit, kering, berminyak, kombinasi dan normal.
Minyak atsiri adalah antiseptik. Minyak atsiri telah ditunjukkan
untuk menghancurkan semua bakteri uji dan virus sekaligus mengembalikan
keseimbangan tubuh.
Dengan membantu meningkatkan asimilasi nutrisi pada tingkat sel dan menyediakan oksigen yang dibutuhkan, minyak esensial dapat membantu merangsang sistem kekebalan tubuh. Minyak atsiri mengandung blok bangunan untuk kesehatan yang baik, termasuk mineral dan asam amino.
Dengan membantu meningkatkan asimilasi nutrisi pada tingkat sel dan menyediakan oksigen yang dibutuhkan, minyak esensial dapat membantu merangsang sistem kekebalan tubuh. Minyak atsiri mengandung blok bangunan untuk kesehatan yang baik, termasuk mineral dan asam amino.
Minyak atsiri memiliki kemampuan untuk mencerna bahan kimia beracun
dalam tubuh.
Minyak atsiri merangsang aktivitas enzimatik, mendukung kesehatan pencernaan.
Minyak atsiri adalah antioksidan kuat. Antioksidan menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi radikal bebas, sehingga membantu untuk mencegah mutasi. Sebagai pemulung radikal bebas, mereka juga dapat membantu mencegah pertumbuhan jamur dan oksidasi dalam sel.
Minyak atsiri merangsang aktivitas enzimatik, mendukung kesehatan pencernaan.
Minyak atsiri adalah antioksidan kuat. Antioksidan menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi radikal bebas, sehingga membantu untuk mencegah mutasi. Sebagai pemulung radikal bebas, mereka juga dapat membantu mencegah pertumbuhan jamur dan oksidasi dalam sel.
Minyak atsiri akan ditampilkan untuk detoksifikasi sel dan darah
dalam tubuh.
Minyak atsiri adalah aromatik. Saat menyebar, mereka menyediakan pemurnian udara dengan :
Minyak atsiri adalah aromatik. Saat menyebar, mereka menyediakan pemurnian udara dengan :
·
Menghapus partikel logam dan racun dari udara
·
Meningkatkan oksigen atmosfir
·
Meningkatkan ozon dan ion negatif di daerah, yang
menghambat pertumbuhan bakteri
·
Menghancurkan bau dari cetakan, rokok, dan hewan
·
Mengisi udara dengan aroma, segar aromatik.
BAB III
PENUTUP
CARA MEMPEROLEH MINYAK ATSIRI :
1.
Destilasi atau
Penyulingan.
Pembuatan minyak atsiri dengan penyulingan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:
besarnya tekanan uap yang digunakan, bobot molekul masing-masing komponen dalam
minyak, dan kecepatan keluarnya minyak atsiri dari simplisia. Namun
demikian, pembuatan minyak atisiri dengan cara penyulingan mempunyai beberapa
kelemahan:
a.
tidak baik terhadap beberapa
jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh adanya panas dan air.
b.
Minyak atisiri yang
mengandung fraksi ester akan terhidrolisis karena adanya air dan panas.
c.
Komponen minyak yang larut
dalam air tidak dapat tersuling.
d.
Komponen minyak yang bertitik
didih tinggi yang menentukan bau wangi dan mempunyai daya ikat terhadap bau,
sebgaian tidak ikut tersuling dan tetap tertinggal dalam bahan.
Jenis-jenis destilasi /
penyulingan, ada 3 yaitu: destilasi air, destilasi uap dan air, dan
destilasi uap.:
- Destilasi air
Pada destilasi air terjadi
kontank langsung antara simplisia dengan air mendidih. Simplisia yang
telah dipotong-potong, digiling kasar, atau digerus halus dididihkan dengan
air, uap air dialirkan melalui pendingin, sulingan berupa minyak yang belum
murni ditampung. Penyulingan dengan cara ini sesuai untuk simplisia
kering yang tidak rusak dengan pendidihan. Penyulingan air biasa
digunakan untuk menyari minyak atsiri yang tahan panas dari grabahan maupun
bahan yang berkayu dan keras.
Keuntungan metode ini adalah: kualitas minyak atsiri baik (jika diperhatikan
suhu tidak terlalu tinggi), alat sederhana dan mudah diperoleh, dan mudah
pengerjaannya.
Kerugian dari metode ini adalah: tidak semua bahan dapat dilakukan
dengan cara ini (terutama bahan yang mengandung sabun, bahan yang larut dalam
air, dan bahan yang mudah hangus), adanya air sering menyebabkan terjadinya
hidrolisis, dan waktu penyulingan yang lama.
- Destilasi uap dan air
Penyulingan degnan cara ini
memakali alat semacam dandang. Simplisia diletakkan di atas bagian yang
berlubang-lubang sedangkan air di lapisan bawah. Uap dialirkan melalui
pendingin dan sulingan ditampung, minyak yang diperoleh belum murni. Cara
ini baik untuk simplisia basah atau kering yang rusak pada pendidihan.
Untuk simplisia basah atau kering yang rusak pada pendidihan. Untuk
simplisia kering harus dimaserasi lebih dulu, sedangkan untuk simplisia segar
yang baru dipetik tidak perlu dimaserasi. Cara penyulingan ini banyak
dilakukan sebagai industri rumah, karena peralatan mudah didapat dan hasil yang
diperoleh cukup baik.
Kerugian cara ini, hanya
minyak dengan titik didih lebih rendah dari air yang dapat tersuling sehingga
hasil penyulingan tidak sempurna (masih banyak minyak yang tertinggal di
ampas).
- Destilasi uap.
Minyak atsiri biasanya
didapatkan dengan penyulingan uap pada bagian tanaman yang mengandung
minyak. Metode penyulingan ini tergantung pada kondisi bahan tanaman
Penyulingan dengan uap
memerlukan air, uap panas yang biasanya bertekanan lebih dari 1 atmosfer
dialirkan melalui suatu pipa uap. Peralatan yang dipakai tidak berbeda
dnegn penyulingan air dan uap, hanya diperlukan alat tambahan untuk memeriksa
suhu dan tekanan. Bila pemeriksaan telah dilakukan degnan air dan uap,
hanya diperlukan alat tambahan untuk memeriksa suhu dan tekanan. Bila
pemeriksaan telah dilakukan dengan baik, dengan cara ini akan diperoleh minyak
yang lebih banyak. Cara ini bisa juga digunakan untuk membuat minyak
atisiri dari biji, akar, kayu, yang umumnya mengandugn komponen minyak yang
bertitik didih tinggi. Penyulingan ini dapat digunakan utnuk membuat
minyak cengkeh, minyak kayumanis, minyak akar wangi, minyak sereh, minyak
kayuputih, dll.