Pencemaran yang berasal dari kegiatan Laundry
• Umum
Usaha laundry merupakan kegiatan usaha jasa yang banyak menghasilkan
limbah cair. Pembuangan limbah yang berasal dari kegiatan usaha laundry
masih dibuang ke lingkungan tanpa ada pengolahan. Limbah laundry
mengandung senyawa aktif metilen biru (surfaktan) yang sulit
terdegradasi dan berbahaya bagi kesehatan maupun lingkungan. Diperlukan
suatu upaya pengolahan limbah yang berasal dari kegiatan laundry untuk
mengurangi pencemaran lingkungan.
Detergen adalah Surfaktant anionik dengan gugus alkil (umumnya C9 – C15)
atau garam dari sulfonat atau sulfat berantai panjang dari Natrium
(RSO3- Na+ dan ROSO3- Na+) yang berasal dari derivat minyak nabati atau
minyak bumi (fraksi parafin dan olefin).
Produk yang disebut deterjen ini merupakan pembersih sintetis yang
terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan produk
terdahulu yaitu sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain
mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh
kesadahan air.
Proses pembuatan detergen dimulai dengan membuat bahan penurun tegangan
permukaan, misalnya : p – alkilbenzena sulfonat dengan gugus alkil yang
sangat bercabang disintesis dengan polimerisasi propilena dan
dilekatkan pada cincin benzena dengan reaksi alkilasi Friedel – Craft
Sulfonasi, yang disusul dengan pengolahan dengan basa.
Pada umumnya, deterjen mengandung bahan-bahan berikut:
1. Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang
mempunyai ujung berbeda yaitu hydrophile (suka air) dan hydrophobe (suka
lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air
sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan.
Surfaktant ini baik berupa anionic (Alkyl Benzene Sulfonate/ABS, Linier
Alkyl Benzene Sulfonate/LAS, Alpha Olein Sulfonate/AOS), Kationik (Garam
Ammonium), Non ionic (Nonyl phenol polyethoxyle), Amphoterik (Acyl
Ethylenediamines)
2. Builder (Permbentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari
surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.
Baik berupa Phosphates (Sodium Tri Poly Phosphate/STPP), Asetat (Nitril
Tri Acetate/NTA, Ethylene Diamine Tetra Acetate/EDTA), Silikat (Zeolit),
dan Sitrat (asam sitrat).
3. Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai
kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas atau dapat
memadatkan dan memantapkan sehingga dapat menurunkan harga. Contoh :
Sodium sulfate
4. Additives adalah bahan suplemen/ tambahan untuk membuat produk lebih
menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dan sebagainya yang
tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives
ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzyme,
Borax, Sodium chloride, Carboxy Methyl Cellulose (CMC) dipakai agar
kotoran yang telah dibawa oleh detergent ke dalam larutan tidak kembali
ke bahan cucian pada waktu mencuci (anti Redeposisi). Wangi – wangian
atau parfum dipakai agar cucian berbau harum, sedangkan air sebagai
bahan pengikat.
Menurut kandungan gugus aktifnya maka detergen diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Detergen jenis keras
Detergen jenis keras sukar dirusak oleh mikroorganisme meskipun bahan
tersebut dibuang akibatnya zat tersebut masih aktif. Jenis inilah yang
menyebabkan pencemaran air.
Contoh: Alkil Benzena Sulfonat (ABS).
Proses pembuatan ABS ini adalah dengan mereaksikan Alkil Benzena dengan
Belerang Trioksida, asam Sulfat pekat atau Oleum. Reaksi ini
menghasilkan Alkil Benzena Sulfonat. Jika dipakai Dodekil Benzena maka
persamaan reaksinya adalah C6H5C12H25 + SO3 = C6H4C12H25SO3H
(Dodekil Benzena Sulfonat). Reaksi selanjutnya adalah netralisasi dengan
NaOH sehingga dihasilkan Natrium Dodekil Benzena Sulfonat
2. Detergen jenis lunak
Detergen jenis lunak, bahan penurun tegangan permukaannya mudah dirusak
oleh mikroorganisme, sehingga tidak aktif lagi setelah dipakai .
Contoh: Lauril Sulfat atau Lauril Alkil Sulfonat. (LAS).
Proses pembuatan (LAS) adalah dengan mereaksikan Lauril Alkohol dengan
asam Sulfat pekat menghasilkan asam Lauril Sulfat dengan reaksi:
C12H25OH + H2SO4 = C12H25OSO3H + H2O. Asam Lauril Sulfat yang terjadi
dinetralisasikan dengan larutan NaOH sehingga dihasilkan Natrium Lauril
Sulfat.
Awalnya deterjen dikenal sebagai pembersih pakaian, namun kini meluas dalam bentuk produk-produk seperti:
1. Personal cleaning product, sebagai produk pembersih diri seperti sampo, sabun cuci tangan, dll.
2. Laundry, sebagai pencuci pakaian, merupakan produk deterjen yang paling populer di masyarakat.
3. Dishwashing product, sebagai pencuci alat-alat rumah tangga baik untuk penggunaan manual maupun mesin pencuci piring.
4. Household cleaner, sebagai pembersih rumah seperti pembersih
lantai, pembersih bahan-bahan porselen, plastik, metal, gelas, dll.
Kemampuan deterjen untuk menghilangkan berbagai kotoran yang menempel
pada kain atau objek lain, mengurangi keberadaan kuman dan bakteri yang
menyebabkan infeksi dan meningkatkan umur pemakaian kain, karpet,
alat-alat rumah tangga dan peralatan rumah lainnya, sudah tidak
diragukan lagi. Oleh karena banyaknya manfaat penggunaan deterjen,
sehingga menjadi bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan masyarakat modern.
Tanpa mengurangi makna manfaat deterjen dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari, harus diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada deterjen
dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap kesehatan maupun
lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk deterjen yakni surfaktan
dan builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak
langsung terhadap manusia dan lingkungannya.
Umumnya pada deterjen anionik ditambahkan zat aditif lain (builder)
seperti golongan ammonium kuartener (alkyldimetihylbenzyl-ammonium
cloride, diethanolamine/ DEA), chlorinated trisodium phospate
(chlorinated TSP) dan beberapa jenis surfaktan seperti sodium lauryl
sulfate (SLS), sodium laureth sulfate (SLES) atau linear alkyl benzene
sulfonate (LAS). Golongan ammonium kuartener ini dapat membentuk senyawa
nitrosamin. Senyawa nitrosamin diketahui bersifat karsinogenik, dapat
menyebabkan kanker.
• Dampak Terhadap Kesehatan dan Lingkungan
Senyawa SLS, SLES atau LAS mudah bereaksi dengan senyawa golongan
ammonium kuartener, seperti DEA untuk membentuk nitrosamin. SLS
diketahui menyebabkan iritasi pada kulit, memperlambat proses
penyembuhan dan penyebab katarak pada mata orang dewasa.
Dalam laporan lain disebutkan deterjen dalam badan air dapat merusak
insang dan organ pernafasan ikan yang mengakibatkan toleransi ikan
terhadap badan air yang kandungan oksigennya rendah menjadi menurun.
Keberadaan busa-busa di permukaan air menjadi salah satu penyebab kontak
udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan
demikian akan menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat
menyebabkan kematian.
Builders, salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalam deterjen
adalah phosphate. Phosphate memegang peranan penting dalam produk
deterjen, sebagai softener air. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air
dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Berkat aksi
softenernya, efektivitas dari daya cuci deterjen meningkat.
Phosphate yang biasa dijumpai pada umumnya berbentuk Sodium Tri Poly
Phosphate (STPP). Phosphate tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya
merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup.
Tetapi dalam jumlah yang terlalu banyak, phosphate dapat menyebabkan
pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang berlebihan di badan air,
sehingga badan air kekurangan oksigen akibat dari pertumbuhan algae
(phytoplankton) yang berlebihan yang merupakan makanan bakteri.
Populasi bakteri yang berlebihan akan menggunakan oksigen yang terdapat
dalam air sampai suatu saat terjadi kekurangan oksigen di badan air dan
pada akhirnya justru membahayakan kehidupan mahluk air dan sekitarnya.
Di beberapa negara, penggunaan phosphate dalam deterjen telah dilarang.
Sebagai alternatif, telah dikembangkan penggunaan zeolite dan citrate
sebagai builder dalam deterjen
• Pengolahan Limbah Deterjen
1. Deterjen Sintetik
Deterjen Sintetik mempunyai sifat-sifat mencuci yang baik dan tidak
membentuk garam-garam tidak larut dengan ion-ion kalsium dan magnesium
yang biasa terdapat dalam air sadah. Deterjen sintetik mem¬punyai
keuntungan tambahan karena secara relatif bersifat asam kuat, oleh
karena itu tidak menghasilkan endapan sebagai asam-asam yang mengendap
suatu karakteristis yang tidak nampak pada sabun.
Unsur kunci dari deterjen adalah bahan surfaktan atau bahan aktif
permukaan, yang beraksi dalam menjadikan air menjadi lebih basah
(wetter) dan sebagai bahan pencuci yang lebih baik. Surfaktan
terkonsentrasi pada batas permukaan antara air dengan gas (udara),
padatan-padatan (debu), dan cairan-cairan yang tidak dapat bercampur
(minyak). Hal ini terjadi karena struktur “Amphiphilic“, yang berarti
bagian yang satu dari molekul adalah suatu yang bersifat polar atau
gugus ionik (sebagai kepala) dengan afinitas yang kuat untuk air dan
bagian lainnya suatu hidrokarbon (sebagai ekor) yang tidak suka air.
Deterjen Sintetik mempunyai sifat-sifat mencuci yang baik dan tidak
membentuk garam-garam tidak larut dengan ion-ion kalsium dan magnesium
yang biasa terdapat dalam air sadah. Deterjen sintetik mem¬punyai
keuntungan tambahan karena secara relatif bersifat asam kuat, oleh
karena itu tidak menghasilkan endapan sebagai asam-asam yang mengendap
suatu karakteristis yang tidak nampak pada sabun.
2. SPAL ( Sistem Pengolahan Air Limbah )
Cara yang lebih efektif adalah membuat instalasi pengolahan yang sering
disebut dengan sistem pengolahan air limbah (SPAL). Caranya gampang;
bahan yang dibutuhkan adalah bahan yang murah meriah sehingga rasanya
tak sulit diterapkan di rumah Anda.
Instalasi SPAL terdiri dari dua bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki
resapan. Di dalam bak pengumpul terdapat ruang untuk menangkap sampah
yang dilengkapi dengan kasa 1 cm persegi, ruang untuk penangkap lemak,
dan ruang untuk menangkap pasir.
Tangki resapan dibuat lebih rendah dari bak pengumpul agar air dapat mengalir
lancar. Di dalam tangki resapan ini terdapat arang dan batu koral yang
berfungsi untuk menyaring zat-zat pencemar yang ada dalam deterjen.
Cara kerja
Air bekas cucian dialirkan ke ruang penangkap sampah yang telah
dilengkapi dengan saringan di bagian dasarnya. Sampah akan tersaring dan
air akan mengalir masuk ke ruang di bawahnya. Jika air mengandung
pasir, pasir akan mengendap di dasar ruang ini, sedangkan lapisan
minyak—karena berat jenisnya lebih ringan akan mengambang di ruang
penangkap lemak
Air yang telah bebas dari pasir, sampah, dan lemak akan mengalir ke pipa
yang berada di tengah-tengah tangki resapan. Bagian bawah pipa tersebut
diberi lubang sehingga air akan keluar dari bagian bawah. Sebelum air
menuju ke saluran pembuangan, air akan melewati penyaring berupa batu
koral dan batok kelapa.
3. Pengolahan secara Biologi
Detergen merupakan suatu derivatik zat organik sehingga akumulasinya
menyebabkan meningkatnya COD dan BOD dan angka permanganat sehingga
dalam pengolahannya sangat cocok menggunakan teknik biologi.
Teknik pengolahan detergen secara biologi yaitu dengan bantuan bakteri,
koagulasi-flokulasi-flotasi, adsorpsi karbon aktif, lumpur aktif,
khlorinasi.
Skema Diagram Pengolahan Biologi
4. Mendestabilkan Partikel
Detergen mempunyai sifat koloid. Karakteristik dari partikel koloid
dalam air sangat dipengaruhi oleh muatan listrik dan kebanyakan partikel
tersuspensi bermuatan negative. Cara mendestabilkan partikel dilakukan
dalam dua tahap. Pertama dengan mengurangi muatan elektrostatis sehingga
menurunkan nilai potensial zeta dari koloid, proses ini lazim disebut
sebagai koagulasi. Kedua adalah memberikan kesempatan kepada partikel
untuk saling bertumbukan dan bergabung, cara ini dapat dilakukan dengan
cara pengadukan dan disebut sebagai flokulasi.
5. Menanami Selokan
Cara yang paling sederhana mengatasi pencemaran deterjen adalah dengan
menanami selokan dengan tanaman air yang bisa menyerap zat pencemar.
Tanaman yang bisa digunakan, antara lain jaringao, Pontederia cordata
(bunga ungu), lidi air, futoy ruas, Thypa angustifolia (bunga coklat),
melati air, dan lili air. Cara ini sangat mudah, tapi hanya bisa
menyerap sedikit zat pencemar dan tak bisa menyaring lemak Dan sampah
hasil dapur yang ikut terbuang ke selokan.
6. Filtrasi
Filtrasi media karbon aktif dan proses antifoaming merupakan alternatif
lain dalam menurunkan kadar surfaktan dalam air limbah laundry.
7. Gunakan Deterjen Seminimal Mungkin
Untuk mencegah dampak lebih parah diperlukan kesadaran konsumen agar
hanya memilih produk deterjen ramah lingkungan. Deterjen ramah
lingkungan dapat dilihat dari logo pada kemasan produk deterjen,
walaupun untuk membuktikan produk tersebut benar-benar ramah lingkungan
harus melalui uji laboratorium. Konsumen juga dapat meminimalikan
pemakaian deterjen karena pemakaian dalam kadar kurang atau maksimal
sama dengan takaran yang dianjurkan sudah cukup.
• Tips Memilih Deterjen Cuci
1. Deterjen tersebut ramah lingkungan.
Cara pengujiannya:
• campur deterjen dengan air, aduk merata, kemudian siramkan ke tanaman &
tanah.lihat hasilnya.
• apakah deterjen tersebut biodegradeable (mudah terurai secara alamiah, tidak
meninggalkan bekas)
• jika ke tanaman, apakah tanaman tersebut masih hidup di hari-hari berikutnya?
2. Tidak panas di tangan.
Deterjen yang menyebabkan panas apabila digenggam di tangan adalah
karena reaksi dari soda campuran deterjen tersebut terhadap lemak
dibahwa lapisan kulit. Soda nama kimianya Sodium Hydroxide (NaOH).
Industri deterjen menggunakan ini karena murah dan penangannya mudah (gimana nasib penggunanya?)
Sangat berbahaya, dalam dosis kecil bersifat korosif, jika banyak dapat menimbulkan iritasi.cara pengujian:
• larutkan Produk sabun cair deterjen dalam air secukupnya, kemudian
rendamlah beberapa logam besi (misal: paku), biarkan beberapa hari.
hasilnya:Paku akan berkarat (tanda Sodium Hydroxide mulai bekerja).
Bayangkan jika itu terjadi pada pakaian anda? (pakaian jadinya mudah lapuk)
3. Tidak banyak berbusa.
Asumsi ibu-ibu makin banyak busa makin enak nyucinya, makin bersih…
Attention Please !!! Asumsi belum tentu benar. Sebelum kita menggunakan
Sabun atau sesuatu Pertimbangkanlah secara matang keuntungan dan
kerugian yang akan timbul darinya.
Busa ( Carboxyl Methyl Cellulose) sejenis bahan kimia yang hanya
menghasilkan buih. Reaksi terhadap pakaian tidak ada.Karena banyak busa
maka kita makin asik menyikat pakaian, akhirnya kotoranpun copot dan
pakaian pun rusak karena bolak-balik disikat.Keuntungan banyak busa:
Tidak ada.Kerugian:
- Pemakaian air bertambah (untuk membilas).
- Tenaga lebih banyak keluar.
- Waktupun lebih banyak terbuang (karena harus membilas)
4. Deterjen yang bekerja untuk kita, bukan kita yang kerja untuk deterjen
Produk sabun cair Deterjen yang baik adalah deterjen yang mampu bekerja sendiri menghilangkan kotoran (kotoran ringan).
Apabila kita merendam pakaian (misal: kemeja) yang kita harapkan adalah
kotoran pada kerah bisa lepas, namun sering kita merendam kemeja kotoran
di kerah tidak lepas semua, masih perlu di berus.
Nah ini yang saya katakan bekerja untuk deterjen.Apalah arti logo dan
iklan banyak tangan mencuci? sudahkah anda mengujinya?Cara Pengujian:
Larutkan Sabun cair deterjen dalam segelas air dan aduk hingga rata (jumlah deterjen terserah).
Masukkan sisir yang kotor kedalamnya, rendamlah selama 20 menit.
Perhatikan kotoran yang melekat pada sisir, apakah ada yang lepas? seberapa banyak?
Coba aduk-aduk sisir dalam larutan Produk sabun deterjen. Bersihkan?
5. Berat jenis lebih berat daripada air.
Sabun cair Deterjen memiliki berat jenis lebih berat dari pada air, jika dilarutkan dalam air ia akan tenggelam.Cara pengujian:
Tuang satu sendok takar deterjen kedalam segelas air, perhatikan?apakah
Sabun curah deterjen anda ada yang mengapung?jika ada, apakah itu Sabun
curah
DAFTAR PUSTAKA
Shanty Bio. Pengolahan Limbah Cair ; http://shantybio.transdigit.com/?Biology_-_Dasar_Pengolahan_Limbah:Pengolangan_Limbah_Cair.
http://bioscientiae.unlam.ac.id/v1n1/v1n1_halang.PDF
Magyartoto Tersiawan.Berita Lingkungan ; http://www.mail-archive.com/tlusakti@ypb.or.id/msg00344.html
Metode Pengolahan Deterjen ; http://smk3ae.wordpress.com/2008/07/15/metode-pengolahan-detergen/
Gundam Seed ; file:///D:/limbah/tips-memilih-deterjen-cuci.html
http://best-reinald.blogspot.co.id/2010/01/umum-usaha-laundry-merupakan-kegiatan.html